Author: Ajahn Brahm
Seri kedua dari buku Si Cacing dan Kotoran Kesayangannya berisi 108 bab yang isinya masih ringan dan mudah dibaca. Sepertinya Ajahn Brahm terobsesi dengan angka 108. Dugaan saya karena angka 108 ini ada kaitannya dengan unsur ajaran Buddha. Salah satu bab menjadi daya tarik saya adalah "Good, Bad, Who knows?" artinya "Baik, Buruk, Siapa yang tahu?". Bab ini diilustrasikan dengan dua kisah yakni kaisar yang tidak menjadi tumbal suku rimba karena kehilangan salah satu jarinya dan seorang pegawai kantor yang selamat dari maut pesawat terbang karena telat tiba di bandara. Intinya, setiap kali sesuatu yang terjadi mungkin diawal terlihat buruk namun pada akhirnya akan ada rasa syukur kenapa hal buruk itu terjadi. Saya berharap jika saya mendapatkan hal yang baik maka diakhiri dengan hal yang baik pula. Saya berharap kamu juga mendapatkan hal yang sama.
This second series contains 108 chapters and each chapter still light and easy to understand. It looks like Ajahn Brahm obsessed with number 108. I suspect that 108 related with Buddhism. One of chapters that become my interest is "Good, Bad, Who knows?". This chapter illustrated with two stories: the king who didn't become a sacrifice because he lost one of his fingers and an employee who saved by death of airplane because he late arrived in airport. The main thing is, each time something bad happened maybe lead to a relieved that why that bad thing happened. I wish that if I get a good thing then in the end will be the good thing too. I hope you too.