Back
Si Cacing dan Kotoran Kesayangannya 3! book cover

Si Cacing dan Kotoran Kesayangannya 3!

Author: Ajahn Brahm

Review

Bahasa Indonesia

Ini adalah seri terakhir dari buku Si Cacing dan Kotoran Kesayangannya. Seperti di seri-seri sebelumnya, jumlah dari bab buku ini sebesar 108 bab. Ada dua bab yang berkesan di pikiran saya yaitu: "Ini Pun Akan Berlalu" dan "Pikiran Monyet". Pada bab "Ini Pun Akan Berlalu", saya belajar bahwa hal-hal yang bersifat menyebalkan ataupun menyenangkan tidak berlangsung selamanya. Kalau tidak salah, di buku ini membahas tentang seorang narapidana melihat tulisan "Ini Pun Akan Berlalu" di dinding sel tahanannya. Setelah melihat tulisan tersebut, perlahan-lahan ia belajar untuk melepas apa yang sudah lewat dan memulai hidup yang baru. Selanjutnya, pada bab "Pikiran Monyet", saya belajar bahwa pikiran manusia itu sulit dikendalikan. Ibarat seperti kera yang melompat-lompat ke sana kemari. Ini terjadi karena pikiran manusia itu dipenuhi oleh imajinasi dan keinginan yang tanpa batas. Ini juga mengingatkan saya dengan lirik lagu kartun Doraemon "Aku ingin begini, aku ingin begitu. Ingin ini, ingin itu, banyak sekali!". Lalu, bagaimana cara mengendalikan "Pikiran Monyet" ini? Buku ini menjelaskan bahwa meditasi adalah salah satu jalan untuk menertibkan "Pikiran Monyet". Alasan opsi meditasi dipilih karena esensi dari meditasi adalah sikap khusyuk dan fokus pada momen saat ini adalah esensi dari meditasi. Apakah implementasi dari meditasi hanya berupa duduk bersila, memejamkan mata, dan mengatur nafas? Menurut saya, tidak. Implementasi dari meditasi bisa macam-macam bentuknya seperti menyapu halaman, melakukan programming, dan hal-hal yang membuat kita fokus dan khusyuk pada momen saat ini.

English

This is a last series of The Worms and Their Favorite Dirt. Same with previous series, this seres contains 108 chapters. There are two chapters that attached in my mind "This too shall pass" and "Monkey's Mind". In the chapter of "This Too Shall Pass", I learned that things that annoying and pleasant things don't last forever. If I'm not wrong, in this book tell about a prisoner see the words "This Too Shall Pass" written on the wall of his prison cell. After see that words, slowly he learned to let go of what was pass and start the new life. Next, in the chapter "Monkey's Mind", I learn that human's mind are difficult to control. It's like a monkey jumping here and there. This happened because human's mind contains of unlimited imagination and desires. This reminds me with song lyrics of Doraemon "I want this, I want that. I want this, I want that, so many!" (Urgh, I think lyric in Bahasa more better). Lalu, how to control this "Monkey's Mind"? This book tells that meditation is one way to control this "Monkey's Mind". Sikap khusyuk dan fokus pada momen saat ini adalah esensi dari meditasi. The reason the meditation option was chosen is because the essence of meditation is a solemn attitude and focusing on the present moment is the essence of meditation. Is the implementation of meditation only in the form of sitting cross-legged, closing your eyes, and regulating your breath? I don't think so. The implementation of meditation can take various forms such as sweeping the yard, doing programming, and things that make us focus and solemn in the present moment.